TeoriEvolusi sebagimana yang dikemukakan oleh Charles Darwin diatas, mendapat
tanggapan dari berbagai kalangan baik yang berasal dari kelompok ilmuwan maupun
kelompok lain. Tanggapan yang muncul pun beragam. Ada yang bersifat saling
mendukung (pro) dan ada pula yang menolak (kontra). Tanggapan-tanggapan
tersebut antara lain:
I.
Darwin vs Lamarck
Keduanya
berbeda pendapat mengenai fenomena jerapah berleher panjang. Menurut Lamarck pada
awalnya jerapah berleher pendek akan tetapi karena makanan yang berupa daun
makin berkurang, maka dari generasi ke generasi leher jerapah semakin panjang
untuk menjangkau daun yang semakin tinggi letaknya.
Sedangkan
menurut Darwin, dalam populasi jerapah ada yang berleher panjang dan berleher
pendek. Dalam kompetisi untuk mendapatkan makanan, jerapah berleher panjang
tetap bertahan hidup sedangkan jerapah berleher pendek akan tersingkir secara
perlahan-lahan. Dari fenomena ini muncullah gagasan Darwin tentang seleksi
alam.
II.
Darwin vs Weismann
Berbeda
dengan tanggapannya mengenai gagasan Lamarck, gagasan Weismann lebih
menjelaskan pandangan Darwin mengenai seleksi alam. Menurut Weismann, evolusi
menyangkut masalah bagaimana pewarisan gen melalui sel-sel kelamin, sehingga perubahan
sifat-sifat karena pengaruh lingkungan tidak akan diwariskan kepada
keturunannya.
Jadi dengan jelas bahwa leher
panjang atau pendek pada jerapah dikendalikan oleh gen. Gen untuk sifat leher
panjang bersifat dominan, sedangkan gen untuk sifat leher pendek bersifat
resesif.
III.
Darwin vs Wallace
Kedua
tokoh tersebut mempunyai persamaan
gagasan dalam menanggapi masalah evolusi. Mereka sependapat bahwa evolusi
terjadi melalui seleksi alam. Munculnya spesies baru berasal dari spesies
sebelumnya.
Setiap
individu anggota populasi mempunyai kemampuan untuk berkembang biak dan
diantara individu-individu tersebut terdapat variasi. Dalam usahanya untuk
mempertahankan hidup, individu yang tidak mampu beradaptasi dengan perubahan
lingkungan akan tersingkir dan akhirnya punah.
IV.
Darwin vs Paham Kreasionisme
Harun Yahya
Selain
para ahli di atas, muncul juga pihak yang menentang Teori Evolusi dari sudut
pandang yang berbeda. Pihak tersebut adalah kelompok agamawan (creationist) yang menolak Teori Evolusi dari
sudut pandang ajaran agama. Kelompok ini dikenal sebagai kelompok yang menganut
paham kreasionisme. Paham kreasionisme adalah suatu paham yang meyakini bahwa makhluk hidup dan
segala jenisnya diciptakan oleh Tuhan, secara terpisah (tidak ada kesamaan
leluhur, atau bahwa satu jenis makhluk hidup tidak diturunkan dari jenis
makhluk hidup lain). Salah satu tokoh yang gigih menyampaikan
teori paham kreasionisme ini adalah Harun
Yahya. Beliau adalah seorang da’i dan ilmuwan terkemuka asal Turki yang
memiliki nama asli Adnan Oktar. Dalam karyanya yang berjudul Keruntuhan Teori Evolusi,
Harun Yahya mengungkapkan bantahan-bantahannya terhadap teori evolusi yang
dicetuskan oleh Darwin diatas.
Menurut
pandangan Harun Yahya, konsep kehidupan
yang berasal dari benda mati bertentangan dengan hukum dasar biologi. Dalam hal
ini, Harun Yahya memberikan gambaran
bahwa sel hidup merupakan hasil pembelahan dari sel hidup juga dan bukan dari
pembelahan sel mati. Harun Yahya membantah gagasan yang menyatakan bahwa kehidupan
muncul dari kehidupan sebelumnya. Gagasan tersebut mengandung arti bahwa
makhluk hidup yang pertama kali muncul di bumi berasal dari kehidupan yang ada
sebelumnya. Harun Yahya mengungkapkan
pendapatnya dari sudut pandang berbeda yang menyatakan bahwa di alam semesta
ini ada pencipta (creator) yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Salah satu
bantahan Harun Yahya tersebut merupakan bagian dari pendapatnya dalam
meruntuhkan Teori Evolusi Darwin.
Dalam
karyanya, Harun Yahya mengungkapkan bahwa Teori Evolusi yang dikemukakan oleh
Darwin merupakan gagasan yang tidak ilmiah. Ada beberapa hal yang dijadikan
dasar bagi Harun Yahya untuk membantah Teori Evolusi Darwin.
Yang
pertama,
masih minimnya kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi pada masa Darwin dan Lamarck untuk menjelaskan fenomena asal
usul kehidupan. Ilmu genetika dan biokimia pada masa Darwin belum ada sehingga
mempersempit penjelasan Darwin tentang evolusi dari sudut pandang genetika dan
biokimia.
Yang
kedua,
komposisi dan susunan unsur genetik pada
makhluk hidup yang sangat rumit menunjukkan ketidakabsahan mekanisme evolusi
kehidupan. Menurut Harun Yahya, kerumitan yang ada dalam setiap unsur genetik
tersebut merupakan hasil rancangan Sang Pencipta alam semesta ini.
Harun
Yahya juga mengungkapkan kelemahan-kelemahan bukti evolusi yang dikemukakan
oleh Darwin, salah satunya dari catatan
fosil. Dari berbagai fosil yang ditemukan, tidak ada satu pun fosil yang menunjukkan
bentuk transisi yang dapat dijadikan sebagai petunjuk proses evolusi. Di
samping itu, perbandingan anatomi menunjukkan bahwa spesies yang diduga telah
berevolusi dari spesies lain ternyata memiliki ciri-ciri anatomi yang sangat
berbeda, sehingga mereka tidak mungkin menjadi nenek moyang dan keturunannya.
Mengenai
seleksi alam, Harun Yahya mengungkapkan bahwa tidak pernah ada satu spesies pun
yang mampu menghasilkan spesies lain melalui mekanisme seleksi alam. Sebagai
contoh, masih ingatkah kalian tentang evolusi kupu-kupu Biston betularia di
Inggris?
Menurut
Harun Yahya, terbentuknya kupu-kupu Biston betularia bersayap gelap yang
terjadi pada pada awal revolusi industri di Inggris sebenarnya tidak ada.
Cerita sebenarnya adalah pada awalnya warna kulit batang pohon di Inggris
benar-benar terang. Oleh karena itu, kupu-kupu berwarna gelap yang hinggap pada
pohon-pohon tersebut mudah terlihat oleh burung-burung pemangsa, sehingga
mereka memiliki kemungkinan hidup yang rendah. Lima puluh tahun kemudian akibat
polusi, warna kulit kayu menjadi lebih gelap dan saat itu kupu-kupu berwarna
cerah menjadi mudah diburu. Akibatnya, jumlah kupu-kupu berwarna cerah berkurang,
sementara populasi kupu-kupu berwarna gelap meningkat karena tidak mudah
terlihat oleh pemangsa.
Dalam
kasus ini, Harun Yahya menganggap bahwa tidak terjadi perubahan warna sayap
kupu-kupu yang diturunkan. Namun, yang terjadi sebenarnya adalah jumlah kupu-kupu
yang berwarna cerah telah banyak dimangsa oleh burung-burung pemangsa, sehingga
jumlah kupu-kupu berwarna cerah lebih sedikit dibanding kupu-kupu yang berwarna
lebih gelap.
Salah
satu pokok pikiran Teori Evolusi yang juga tak luput dari bantahan Harun Yahya
adalah tentang mutasi. Di dalam pandangan evolusi Darwin, mutasi dikatakan
sebagai proses yang memunculkan spesies baru yang berbeda dari tetuanya. Harun
Yahya menentang pandangan yang menyatakan bahwa mutasi dapat bersifat
menguntungkan, tetapi pada kenyataannnya
setiap mutasi bersifat membahayakan. Harun Yahya memberikan beberapa contoh
akibat merugikan yang ditimbulkan karena mutasi, perhatikan gambar berikut:
Harun
Yahya mengajukan tiga alasan utama mengapa mutasi tidak dapat dijadikan bukti
pendukung evolusi:
- Tidak pernah ditemukan mutasi yang bermanfaat, karena mutasi terjadi secara acak dan akan merusak susunan dan komposisi materi genetik.
- Mutasi tidak menambahkan informasi genetik yang baru, tetapi hanya bersifat merubah atau merusak yang dapat mengakibatkan ketidaknormalan.
- Agar dapat diwariskan pada generasi selanjutnya, mutasi harus terjadi pada sel-sel reproduksi organisme.
Demikianlah sekelumit tentang teori Evolusi yang dikemukakan oleh Charles Darwin, serta para ahli yang lain.
0 komentar:
Posting Komentar